Search

Jam

Selasa, 11 Oktober 2011

Tips Menjaga Data Tetap Aman di Internet

Seorang pemilik sebuah usaha kecil mencurahkan darah, keringat, bahkan mungkin air mata untuk membangun usaha mereka. Bagi sebagian, mereka sudah menjalani impian yang hadir dengan pengorbanan itu. Namun, berapa yang pernah berhenti dan berpikir tentang kenyataan yang lebih mengerikan dari kepemilikan bisnis?

Dari sejumlah studi, hanya sedikit pengusaha yang memahami bagaimana sebuah serangan keamanan bisa dengan mudah menghancurkan usaha yang mereka bangun.

Baru-baru ini, FBI mengeluarkan peringatan bagi kalangan UKM seputar penipuan online yang telah mencuri detail perbankan dan digunakan untuk mengirimkan US$11 juta dari perusahaan kecil dan menengah Amerika Serikat ke sejumlah perusahaan di China.

“Ancaman ini sangat nyata dan mengabaikannya bisa menyebabkan musnahnya bisnis Anda. Jadi, bagaimana Anda melindungi diri Anda sendiri?” kata Darric Hor, General Manager, Indonesia & Philippines di Jakarta, 26 September 2011. Berikut ini beberapa tips yang perlu diperhatikan demi menjaga keamanan data.

Steve Jobs dan Karya Gedungnya di New York

Mungkin pengaruh Steve Jobs paling nyata pada tata ruang kota New York adalah kubus kaca yang mencolok, atau pintu masuk toko Apple, di tengah alun-alun gedung plaza modernis General Motors di 59th Street.

Sejak dibuka pada 2006, ruang pertokoan itu dianggap prestasi cemerlang sebuah karya real estate.

Karya properti dikembangkan Harry Macklowe itu mengubah apa yang pernah dikesankan suram mengenai ruang bawah tanah menjadi wisata hiburan, dan ruang pertokoan atau ritel yang menarik.
The Cube, Peninggalan Steve Jobs di New York

 Steve Jobs, pendiri dan pimpinan perusahaan Apple Inc. meninggal Rabu lalu, pada usia 56 tahun.

Macklowe, dalam sebuah wawancara telepon Jumat 7 Oktober 2011, menceritakan pengalamannya membangun ruang pertokoan dari perusahaan berbasis di kawasan Cupertino, California itu.

Oxford Kembangakan Mobil Tak Bersopir

Para ilmuwan Universitas Oxford tengah mengembangkan sebuah mobil yang dapat berkendara dengan sendirinya. Mobil seperti ini dipercaya dapat menjadi obat pengurai kemacetan yang terjadi di kota-kota besar.

Seperti dilansir Dailymail, Selasa 11 Oktober 2011, ide pembuatan mobil ini berasal dari mobil 'KITT' di serial TV tahun 80an, Knight Rider, yang dibintangi oleh aktor David Hasselhoff.

Menurut para ilmuwan, sistem mobil 'pintar' ini nantinya dapat menghilangkan penderitaan dari setiap pengemudi, yang kerap kali harus membuang waktu dan biaya karena kemacetan di jalan. Sebab, mobil 'pintar' tersebut terus mengupdate informasi mengenai jalan yang terkena macet dan memilih secara otomatis jalur yang lebih senggang.

Tidak hanya itu, pengendara yang kelelahan juga dapat memindahkan kemudinya kepada sistem 'auto-pilot', sehingga dapat beristirahat sejenak. Namun, masih terdapat perdebatan mengenai, boleh tidaknya pengendara yang mabuk dapat berkendara dengan sistem ini.

Mobil 'pintar' Oxford yang dinamai Wildcat, dibangun dengan bantuan dari Hi-tech Contractor BAe System. Teknologi ini dilengkapi dengan laser dan kamera, untuk melihat jalan, dan sebuah 'otak' yang canggih guna memproses informasi, membuat keputusan, serta beradaptasi sesuai dengan situasi, kecepatan, dan keadaan sekitar.

Problem Jaringan Blackberry

Masalah jaringan BlackBerry melebar sampai ke Amerika Latin pada Selasa 11 Oktober 2011. Sebelumnya, masalah jaringan juga dikeluhkan pelanggan produk Research in Motion ini di Eropa, Timur Tengah, Afrika dan India.


RIM menyatakan masih berupaya memulihkan jaringan. "Beberapa pelanggan di Eropa, Timur Tengah dan Afrika, India, Brazil, Chile dan Argentina mengalami delay pesan dan penelusuran (browsing). Kami sedang bekerja memulihkan pelayanan normal secepatnya," kata RIM dalam pernyataan yang dilansir Reuters.
Sebelumnya, RIM telah meminta maaf atas ketidaknyamanan pengguna BlackBerry di Timur Tengah dan Afrika. Mereka akhirnya mengklaim telah berhasil memperbaiki pelayanan.
Tentu permasalahan jaringan ini menambah sejumlah masalah yang dialami RIM, sejak makin menurunnya penjualan BlackBerry. Pengguna BlackBerry kini mulai beralih menggunakan smartphone berbasis Android atau Apple iPhone.

RIM juga gagal memenuhi target penjualan BlackBerry PlayBook, karena kalah bersaing dengan iPad. Akibatnya, saham RIM terus anjlok hingga 20 persen atau mengalami penurunan senilai Rp26,5 triliun.