Search

Jam

Selasa, 11 Oktober 2011

Steve Jobs dan Karya Gedungnya di New York

Mungkin pengaruh Steve Jobs paling nyata pada tata ruang kota New York adalah kubus kaca yang mencolok, atau pintu masuk toko Apple, di tengah alun-alun gedung plaza modernis General Motors di 59th Street.

Sejak dibuka pada 2006, ruang pertokoan itu dianggap prestasi cemerlang sebuah karya real estate.

Karya properti dikembangkan Harry Macklowe itu mengubah apa yang pernah dikesankan suram mengenai ruang bawah tanah menjadi wisata hiburan, dan ruang pertokoan atau ritel yang menarik.
The Cube, Peninggalan Steve Jobs di New York

 Steve Jobs, pendiri dan pimpinan perusahaan Apple Inc. meninggal Rabu lalu, pada usia 56 tahun.

Macklowe, dalam sebuah wawancara telepon Jumat 7 Oktober 2011, menceritakan pengalamannya membangun ruang pertokoan dari perusahaan berbasis di kawasan Cupertino, California itu.


Ia mengatakan Jobs berperan langsung menetapkan bentuk bangunan kubus kaca tersebut, dan melibatkan diri dari seluruh proses desainnya.

Sedangkan awal dibangunnya ruang pertokoan itu, kata Macklowe, yakni pada 2003, ketika dirinya menawarkan konsep ruangan ke Apple, sebelum Jobs memiliki gedung General Motors.

Macklowe mengakui, ia dan pengembang lainnya di New York berlomba-lomba menyusun penawaran membangun menara perkantoran Manhattan yang menghadap Central Park itu.

Ia juga membuat presentasi kepada tim real estate Apple tentang kemungkinan mengubah ruang ritel atau plaza dengan ruang bawah tanah menjadi pertokoan mengagumkan.
The Cube, Peninggalan Steve Jobs di New York
Akhirnya, Macklowe memenangkan pembangunan menara itu pada Mei 2003 dengan tawaran kontrak sebesar US$1,4 miliar atau sekitar Rp12,5 triliun.

"Tak lama setelah saya menang, direktur real estate Apple menelepon saya dan berkata ide Anda diterima sangat baik di Cupertino. Apakah Anda bersedia membuat presentasi pribadi untuk Steve Jobs?" kenang Macklowe.

Macklowe menambahkan, ia lalu menuju kantor Steve Jobs untuk memperkenalkan "seluruh idenya atas plaza yang bisa dibangunnya di sana." Untuk pintu masuk tersebut (ruang kaca berbentuk kubus), ia mengusulkan sejumlah pilihan. "Kami ada ide berbentuk bulan sabit, bujur sangkar, atau bentuk bulat," ujar Macklowe.

Namun, menurut Macklowe, Steve Jobs ternyata memiliki ide berbeda. "Dia (Jobs) lebih menyukai kubus," kata dia.

"Padahal, saya sudah mengungkapkan berbagai bentuk dan ide yang berbeda, tetapi kubus akhirnya yang dipilih, dan itu adalah ide dari Steve Jobs," tambah Macklowe.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar